Fitoremediasi
FITOREMEDIASI PADA ALIRAN VERTIKAL SUB PERMUKAAN TERHADAP HASIL PROSES OZONASI AIR LIMBAH LABORATORIUM
Oleh : Imam Rozali Fathar
Pengertian Air Limbah dan Tujuan Pengolahan
Pengertian Air Limbah
Menurut Peraturan Menteri Lingkuhan Hidup Republik Indonesia No.5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah, air limbah adalah sisa dari suatu usaha dan/atau kegiatan yang berwujud cair. Sedangkan, menurut Ehlers and Steel (dari Asmadi, S. dan Suharno, S., 2012, Dasar–dasar teknologi pengolahan air limbah, Gosyen Publishing, Yogyakarta), air limbah yaitu: The liquid conveyed by sewer (cairan yang dibawa oleh saluran air buangan).
Secara umum, limbah merupakan buangan dari suatu kegiatan proses produksi baik industri maupun domestik/rumah tangga. Ditinjau dari segi kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia senyawa organik dan senyawa anorganik. Limbah laboratorium adalah limbah atau buangan yang berasal dari hasil aktivitas di laboratorium, sepertibuangan hasil reaksi- reaksi berbagai larutan kimia dalam suatu eksperimen, pelarut bekas yang umum di laboratorium, sisa-sisa produk kimia komersial yang umum digunakan di laboratorium, produk kimia yang sudah expired dan produk kimia lainnya.Limbah laboratorium mengandung jenis senyawa-senyawa organik dan logam.
Buangan hasil reaksi-reaksi bahan kimia yang digunakan di laboratorium, baik bahan kimia utama maupun bahan pendukung dikategorikan sebagai (air) limbah laboratorium. Karakteristik air limbah laboratorium termasuk limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) (Sumber : Asmadi, S. dan Suharno, S., 2012,Dasar–dasar teknologi pengolahan air limbah, Gosyen Publishing, Yogyakarta.).
Pengolahan air limbah laboratorium (limbah B3) merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mengubah karakteristik dan komposisinya sehingga dapat menghilangkan dan atau mengurangi sifat bahaya dan atau sifat racun. Penanganan air limbah laboratorium haruslah memenuhi kualitas baku yang aman untuk dibuang karena jika tidak diolah secara benar tidak menutup kemungkinan akan terjadinya resiko yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, perlu adanya penanganan khusus dalam mengelola limbah bahan berbahaya dan beracun di tiap laboratorium
Penjelasan Umum Tentang Limbah B3 Menurut PP No. 22 Tahun 2021
Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi, dan/atau komponen lainyang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan Lingkungan Hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain. Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan. Limbah bahan berbahaya dan beracun yang selanjutnya disebut limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3. (sumber : Peraturan Pemerintah (PP) No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup)
Pemilihan Teknologi Pengolahan
Banyak teknologi yang dapat diterapkan untuk melakukan pengolahan limbah B3, antara lain : proses koagulasi-flokulasi, filtrasi, adsorpsi dan pertukaran ion dan membran sel (sumber : Crittenden, J.C. (2005). Water Treatment Principles and Design, Edition 2nd. New York: John Wiley and Son )
Tentu, dalam pemilihan teknologi pengolahan haruslah mempertimbangkan beberapa hal, antara lain :
1. Kualitas dan kuantitas air limbah yang akan diolah
2. Kemudahan pengoperasian dan ketersediaan SDM
3. Jumlah akumulasi lumpur dan penanganannya
4. Kebutuhan aahan
5. Biaya investasi dan operasianal
6. Kualitas hasil olahan
(Sumber : Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PPLP) Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat )
Bioremediasi banyak digunakan dalam proses dekontaminasi tanah dan air. Ada beberapa tipe bioremediasi klasik:
- Bioremediasi mikroba menggunakan mikroorganisme untuk memecah kontaminan dengan menggunakannya sebagai sumber makanan.
- Fitoremediasi menggunakan tanaman untuk mengikat, mengekstrak, dan membersihkan polutan seperti pestisida, hidrokarbon minyak bumi, logam, dan pelarut terklorinasi.
- Mycoremediasi menggunakan enzim pencernaan jamur untuk memecah kontaminan seperti pestisida, hidrokarbon, dan logam berat. (Sumber https://www.aftermath.com/content/types-of-bioremediation/
Dikutip dari https://www.waste2water.com/bioremediation-benefits-and-uses/
Ada beberapa manfaat utama dari bioremediasi adalah:
- Proses yang benar-benar alami dengan hampir tidak ada efek samping yang berbahaya
- Dilakukan di tempat untuk sebagian besar aplikasi tanpa transportasi berbahaya
- Waktu penyelesaian yang cepat untuk membuat tanah dan air bermanfaat
- Peralatan minimal yang dibutuhkan kecuali untuk bagian khusus
- Penerimaan publik yang positif karena proses organik dan sedikit gangguan
- Hemat biaya untuk pemeliharaan dan ekonomis untuk input
- Sedikit energi yang dikonsumsi dibandingkan dengan insinerasi dan penimbunan
Informasi mengenai bagaimana proses pengolahan air limbah menggunakan kombinasi perlakuan fisika-kimia dan biologis, dapat menghubungi kami di 082128076793